Dedi Mulyadi Absen Sidang Cerai dan Berada di Warung Plus Plus
Jakarta – Bupati Dedi Mulyadi bolos dari sidang cerai antara dirinya dengan sang istri Anne Ratna Mustika. Sidang cerai saat berada pada Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Purwakarta beragendakan mediasi yang berlangsung pada Rabu (19/10) kemarin.
Anne Ratna mengaku heran atas sikap Dedi Mulyadi yang memilih bolos dari persidangan. Khususnya Dedi Mulyadi yang bolos dengan alasan mengurusi banyak tugas sebagai Member DPR RI.
“Bila merujuk pada aktivitas, kapasitas aku sebagai bupati juga sama. Hari ini, sepatutnya aku menghadiri undangan dari sekretariat jenderal berlokasi Cirebon yang akan hadiri oleh bapak presiden. Melainkan, seandainya merujuk pada Undang-undang 23 kaitan dengan pemerintah tempat. Aku mendelegasikan tugas sebagai bupati, undangan dari sentra terhadap wakil bupati,” kata Anne Ratna, dikutip dari CNNIndonesia.
“Aku mau gampang-mudahan yang bersangkutan. Untuk hadir seketika sebab itu kans terakhir untuk dikerjakannya mediasi. Dua-duanya bukan orang nganggur tinggal janji saja,” sambungnya. Anne harap bahwa Dedi sebagai pihak tergugat dapat hadir dalam persidangan berikutnya.
Kuasa tata tertib Dedi Mulyadi menerangkan bahwa alasan kliennya bolos sebab belum ada panggilan legal dari pengadilan.
“Beliaupun juga perlu bukti bahwa untuk hadir hari ini belum ada panggilan legal dari pengadilan. Kalaupun gugatannya telah kami terima namun panggilan legal untuk mediasi itu belum ada,” beber Ojat, kuasa tata tertib Dedi .
Alasan Beliau Mangkir Dari Pengadilan Agama Purwakarta
Sementara itu. Dedi Mulyadi sempat menuai sorotan kala keciduk mampir ke toko kopi plus plus. Toko kopi plus plus itu ialah daerah ngopi sekalian prostitusi terselubung.
Mengamati dalam tayangan YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, member DPR RI itu menghampiri seorang wanita yang panggil Teteh S. Terhadap Dedi sang wanita menerangkan bahwa dirinya mesti berprofesi toko hal yang demikian demi si kecil dengan bayaran Rp300 ribu.
“Aku cerai 3 tahun lalu, kang. Suami selingkuh dan kini ngurus si kecil umur 8 tahun,” ujarnya.
“Aku terpaksa semacam ini demi si kecil dan banyak utang sama rentenir,” sambungnya.
Dedi Mulyadi yang terenyuh mendengar cerita Teteh S seketika mengeluarkan uang pecahan Rp100 ribu dalam sebagian lembar dan memberikannya pada sang wanita.
” bekal buat jajan si kecil, ini buat bayar rentenir ya,” kata Dedi . “Duh, bapak,” beber Teteh S sambil malu-malu.
Dedi malahan kembali mengeluarkan sebagian lembar uang dengan alasan memberikan modal pada Teteh S untuk buka toko di kampung halamannya.
“Teteh tak usah melayani minum kopi tiap-tiap malam lagi ya,” pungkasnya.